Pengelolaan Kesehatan Tanaman Pisang

Nama   : Sabrina Dinda Kharisma Putri

NPM   : 21025010133

Kelas   : C025

 

Pendahuluan

Pisang adalah salah satu tanaman buah-buahan yang banyak dibudidayakan di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Pengolahan tanaman pisang meliputi serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menumbuhkan, merawat, dan memanen tanaman pisang secara optimal. Pisang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan dapat menjadi sumber penghasilan yang besar bagi petani. Selain itu, pisang juga memiliki kandungan gizi yang baik dan dapat menjadi sumber makanan yang bergizi bagi masyarakat.

Kondisi kesehatan tanaman pisang menjadi faktor utama dalam menentukan produktivitas dan kualitas produksi tanaman pisang. Pengelolaan kesehatan tanaman pisang menjadi sangat penting untuk mencegah dan mengendalikan serangan penyakit dan hama pada tanaman pisang. Tindakan preventif dan pengendalian terpadu perlu dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan tanaman pisang tetap terjaga. Selain itu, pengelolaan kesehatan tanaman pisang juga harus mempertimbangkan penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan aman bagi manusia. Hal ini karena penggunaan pestisida kimia yang berlebihan dapat berdampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia.

Dalam pengelolaan kesehatan tanaman pisang, petani harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan tanaman, seperti kondisi lingkungan, jenis tanah, varietas pisang, dan praktek budidaya yang dilakukan. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, petani dapat mengidentifikasi dan menangani masalah kesehatan tanaman pisang secara tepat dan efektif. Pengelolaan kesehatan tanaman pisang yang baik dan berkelanjutan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi tanaman pisang, serta menjaga kelestarian lingkungan hidup. Oleh karena itu, penting bagi petani untuk memahami prinsip-prinsip pengelolaan kesehatan tanaman pisang dan melaksanakannya dengan baik.

 

Pembahasan

Buah pisang banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak dan kandungan gizi yang tinggi. Pisang sangat baik untuk dikonsumsi karena memberikan cadangan energi yang cepat tersedia bagi tubuh dan merupakan sumber vitamin C dan B6 yang baik (Jamaluddin et al., 2019). Pengelolaan tanaman merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan pertanian. Pengelolaan yang baik dan tepat dapat meningkatkan produktivitas, kualitas dan keuntungan dari hasil pertanian. Menurut Ditjen Horti (2016) rangkaian budidaya yang baik dan benar adalah dari pemilihan lokasi, pemilihan bibit dan varietas, pemeliharaan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta pemanenan. Pengelolaan tanaman pisang dapat menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan jika dilakukan dengan baik. Tahap-tahap pengelolaan tanaman pisang meliputi persiapan lahan, pemilihan bibit, penanaman, perawatan, pemanenan, dan pemasaran.

1.    Persiapan lahan dilakukan dengan membersihkan lahan dari gulma dan pohon-pohonan yang tidak diinginkan. Selanjutnya, dilakukan pemberian pupuk untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menyiapkan lahan untuk penanaman.

2.    Pemilihan bibit yang tepat juga sangat penting dalam pengelolaan tanaman pisang. Pilihlah bibit pisang yang memiliki kualitas dan keunggulan yang baik, serta sesuai dengan kondisi lingkungan tempat penanaman.

3.    Penanaman dilakukan dengan menanam bibit pisang di lubang tanam yang telah disiapkan sebelumnya.

4.    Perawatan dilakukan dengan melakukan penyiraman, pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama dan penyakit. Cahyono dan Supriyadi (2019) menyatakan bahwa pemberian pupuk organik berpengaruh signifikan pada pertumbuhan tanaman pisang, kualitas dan jumlah buah yang dihasilkan

5.    Pemanenan dapat dilakukan ketika buah pisang sudah mencapai ukuran dan kematangan yang tepat.

6.    Pasca panen, pisang dapat dijual langsung ke pasar atau melalui agen atau pedagang besar. dengan penentuan harga jual yang tepat sehingga akan menentukan keuntungan dari hasil panen.

Berikut ini adalah contoh cash flow pengelolaan tanaman pisang dengan perkiraan biaya dan pendapatan dalam 1 tahun:

1.    Persiapan lahan

Biaya pembelian pupuk     : Rp. 2.000.000

Biaya penyediaan lahan     : Rp. 3.000.000

Total biaya                        : Rp. 5.000.000

2.    Pemilihan bibit dan penanaman

Biaya pembelian bibit        : Rp. 1.000.000

Biaya penanaman               : Rp. 2.000.000

Total biaya                        : Rp. 3.000.000

3.    Perawatan

Biaya pemeliharaan dan pengendalian hama dan penyakit           : Rp. 3.000.000

Total biaya                                                                                    : Rp. 3.000.000

4.    Pemanenan dan pemasaran

Pendapatan dari penjualan pisang  : Rp. 30.000.000

Biaya transportasi dan promosi      : Rp. 5.000.000

Total pendapatan                         : Rp. 30.000.000

Total biaya                                    : Rp. 5.000.000

Totat keuntungan dapat diperkirakan :

Total pendapatan      : Rp. 30.000.000

Total biaya                 : Rp. 16.000.000

Keuntungan               : Rp. 14.000.000

Dari contoh cash flow di atas, dapat dilihat bahwa pengelolaan tanaman pisang dapat memberikan keuntungan yang cukup besar jika dilakukan dengan baik. Namun, perlu diingat bahwa pengelolaan tanaman pisang juga memerlukan perencanaan dan manajemen yang tepat agar hasilnya maksimal.

Tahap pengelolaan kesehatan tanaman pisang dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai tahap-tahap tersebut:

1.    Perencanaan

Tahap perencanaan adalah tahap awal dalam pengelolaan kesehatan tanaman pisang. Pada tahap ini, langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain:

a.  Identifikasi jenis-jenis hama dan penyakit yang umum menyerang tanaman pisang di daerah tersebut.

b.   Menentukan strategi pengendalian yang paling efektif, seperti penggunaan pestisida atau metode pengendalian organik.

c.    Memperhitungkan faktor cuaca dan kelembaban udara yang mempengaruhi pertumbuhan hama dan penyakit pada tanaman pisang.

d.   Menentukan jadwal pemupukan dan penyiraman yang optimal untuk mencegah perkembangan hama dan penyakit.

e.     Menentukan budget dan sumber daya yang dibutuhkan untuk pengendalian hama dan penyakit.

2.    Pelaksanaan

Setelah tahap perencanaan selesai, tahap selanjutnya adalah pelaksanaan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan pada tahap pelaksanaan antara lain:

a.    Melakukan pemeriksaan rutin pada tanaman pisang untuk mendeteksi hama dan penyakit.

b. Menggunakan metode pengendalian yang telah direncanakan, seperti pemberian pestisida atau penggunaan metode organik.

c.  Melakukan pemupukan dan penyiraman secara teratur untuk menjaga kekuatan tanaman pisang dan mencegah serangan hama dan penyakit.

d.  Mengelola lahan dengan baik, seperti membersihkan gulma dan memperbaiki kondisi tanah, untuk mencegah terjadinya penyebaran hama dan penyakit.

e.  Melakukan pencatatan dan pelaporan tentang jenis hama dan penyakit yang ditemukan, tindakan pengendalian yang dilakukan, dan efektivitas pengendalian.

3.  Evaluasi Tahap evaluasi adalah tahap akhir dalam pengelolaan kesehatan tanaman pisang. Pada tahap ini, langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain:

a.    Mengevaluasi efektivitas strategi pengendalian hama dan penyakit yang telah dilakukan.

b.  Menilai tingkat kesehatan tanaman pisang secara rutin, seperti tingkat kehidupan tanaman dan produktivitas buah.

c.  Mengevaluasi penggunaan pestisida atau metode organik yang digunakan, dan menentukan apakah perlu diubah atau ditingkatkan.

d. Mengevaluasi budget dan sumber daya yang telah digunakan, dan menentukan apakah perlu disesuaikan atau ditingkatkan.

e.    Menyesuaikan strategi pengendalian hama dan penyakit berdasarkan hasil evaluasi.

Dengan melakukan tahap-tahap pengelolaan kesehatan tanaman pisang secara teratur dan sistematis, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas buah serta mencegah kerugian akibat serangan hama dan penyakit.

 

Daftar Pustaka

Cahyono, B., & Supriyadi, S. (2019). Evaluasi Penggunaan Pupuk Organik pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pisang. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 24(1), 19-26.

Direktorat Jenderal Hortikultura [Ditjenhorti]. 2016. Buku Saku Pisang Musa sp. Kementerian Pertanian, Jakarta.

Jamaluddin, M. A., Widodo, W. D., & Suketi, K. (2019). Pengelolaan Perkebunan Pisang Cavendish Komersial di Lampung Tengah, Lampung. Buletin Agrohorti, 7(1), 16–24.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) pada Tanaman Kedelai